Sunday, February 22, 2009

Perjalanan Cahaya Muhammad SAW

Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, kelak Allah SWT akan memberikan kepada mereka pahalanya. [4:152]

Sebelum Allah SWT menciptakan segala sesuatu, Dia menciptakan cahaya Muhammad SAW dari Cahaya-Nya. Pada saat itu tak ada satu pun yang ada, surga tidak ada, begitu pula dengan neraka, bintang-gemintang, bumi, matahari, bulan, malaikat dan manusia pun belum ada. Hanya cahaya ini yang ada.

Kemudian Allah SWT menghendaki agar seluruh makhluk tercipta, dan dalam waktu enam hari, Dia menciptakan seluruh dunia yang kita kenal dan juga makhluk-makhluk lain yang tidak kita ketahui. Allah SWT meletakkan sebagian dari cahaya Muhammad SAW ini kepada setiap makhluk. Langit mendapat bagiannya. Malaikat mendapat bagian. Tanah, pohon, binatang, tumbuh-tumbunan, bebatuan, semuanya mendapat bagian dari cahaya itu.

Cahaya yang tersisa ditempatkan di dalam sebuah lampu jamrud hijau yang Dia gantungkan pada pohon yang disebut “Kepastian” di dalam taman surga.

Kemudian Dia berhenti untuk mendengarkan. Ternyata seluruh dunia bergetar dengan kecintaan terhadap Tuhan yang menciptakan mereka. Dan Allah SWT Mahatahu bahwa Dia memerlukan penjaga untuk mengawasi dunia yang berharga itu dan makhluk yang beragam di sana.

Lalu Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail AS untuk membawakan tanah dari permukaan bumi. Malaikat itu mematuhi-Nya dan mengumpulkan sejumlah tanah dari segala penjuru bumi. Izrail AS membawa tanah berwarna merah, coklat, hitam, putih, kuning dan oranye, dan meletakkan semuanya di hadapan Sang Pencipta, Allah SWT. Allah SWT menambahkannya dengan sedikit air dari mata air surga sehingga tanah itu menjadi tanah liat. Dari tanah liat ini, Dia menjadikan bentuk yang indah dari Nabi Adam AS.

Allah SWT meniupkan napas ke dalam bentuk yang belum bernyawa ini sehingga ia menjadi lunak dan hidup. Kemudian Dia meletakkan sebagian dari cahaya Muhammad SAW pada dahi Adam AS, dan memberinya pengetahuan tentang nama-nama seluruh makhluk.

Adam AS melihat dan memperhatikan cahaya yang memancar di depannya seperti lampu sorot dan ia menanyakan hal itu kepada Sang Penciptanya. Allah SWT mengatakan kepadanya bahwa cahaya itu diberikan kepadanya sebagai amanat. Adam AS harus menjaganya dan menghormatinya. Cahaya ini akan diteruskan dari dirinya kepada anak-anaknya dan dari mereka kepada anak-anak mereka dan seterusnya. Tetapi masing-masing harus menjaga cahaya yang sangat berharga ini, menjaganya agar tetap murni dan tetap cemerlang dengan jalan menjaga kemurnian dan kecemerlangan mereka selaras dengan Kehendak Allah SWT. Dari orang tua yang suci kepada anak yang suci, cahaya itu akan berpindah, dari generasi yang satu ke generasi berikutnya hingga akhirnya mencapai tujuannya, yaitu dahi dari jiwa yang suci, Nabi Muhammad SAW.

Kita semua mengemban sebagian dari cahaya ini, diwariskan dari kakek kita, Adam AS jauh di dalam diri kita. Tetapi hanya melalui para nabi dan para sahabatnya, para wali, cahaya itu bersinar di dahi seperti lampu suar dan menerangi semua kegelapan di sekeliling mereka.

Dan karena tanpa cahaya, hanya akan ada kegelapan yang pekat, kita harus selalu mencari cahaya ini di depan dan di belakang kita, di dalam dan di luar kita; menjaganya dan menghormatinya sampai hari kiamat.



Artikel Aslinya

Friday, February 20, 2009

KAJIAN SERAT DEWA RUCI



Nilai Filisofis Perjalanan Bima yang Berkaitan dengan Makrifat

Makrifat (Jawa laku rasa, sembah rasa) adalah perjalanan menuju manusia sempurna yang paling tinggi. Secara harfiah makrifat berarti pengetahuan atau mengetahui sesuatu dengan seyakin-yakinnya (Aceh, 1987:67).

Dalam tasawuf, makrifat berarti mengenal langsung atau mengetahui langsung tentang Tuhan dengan sebenar-benarnya atas wahyu atau petunjuk-Nya (Nicholson, 1975:71), meliputi zat dan sifatnya.

Pencapaian tataran ini diperoleh lewat tataran tarekat, yaitu ditandai dengan mulai tersingkapnya tirai yang menutup hati yang merintangi manusia dengan Tuhannya. Setelah tirai tersingkap maka manusia akan merasakan bahwa diri manusia dan alam tidak ada, yang ada hanya Yang Ada. Dalam hal seperti ini zat Tuhan telah masuk menjadi satu pada manusia. Manusia telah merealisasikan kesatuannya dengan Yang Ilahi. Keadaan ini tidak dapat diterangkan (Nicholson, 1975:148)

(Jawa tan kena kinaya ngapa) (Mulyono, 1982:47), yang dirasakan hanyalah indah (Zahri, 1984:89).

Dalam masyarakat Jawa hal ini disebut dengan istilah manunggaling kawula Gusti, pamoring kawula Gusti, jumbuhing kawula Gusti, warangka manjing curiga curiga manjing warangka.

Pada titik ini manusia tidak akan diombang-ambingkan oleh suka duka dunia. Ia akan berseri bagaikan bulan purnama menyinari bumi, membuat dunia menjadi indah. Di dunia ia menjadi wakil Tuhan (wakiling Gusti), menjalankan kewajiban-kewajiban-Nya dan memberi inspirasi kepada manusia yang lain (de Jong, 1976:69; Mulder, 1983:25).

Ia mampu mendengar, merasa, dan melihat apa yang tidak dapat dikerjakan oleh manusia yang masih diselubungi oleh kebendaan, syahwat, dan segala kesibukan dunia yang fana ini (Aceh, 1987:70).

Tindakan diri manusia semata-mata menjadi laku karena Tuhan (Subagya, 1976:85).

Keadaan yang dialami oleh Bima yang mencerminkan bahwa dirinya telah mencapai tahap makrifat, di antaranya ia merasakan: keadaan dirinya dengan Tuhannya bagaikan air dengan ombak, nikmat dan bermanfaat, segala yang dimaksud olehnya tercapai, hidup dan mati tidak ada bedanya, serta berseri bagaikan sinar bulan purnama menyinari bumi.

Nilai Filosofis Hamba (Bima) dengan Tuhan bagaikan Air dengan Ombak

Wujud “Yang Sesungguhnya”, yang meliputi segala yang ada di dunia, yang hidup tidak ada yang menghidupi, yang tidak terikat oleh waktu, yaitu Yang Ada telah berada pada Bima, telah menunggal menjadi satu. Jika telah manunggal penglihatan dan pendengaran Bima menjadi penglihatan dan pendengaran-Nya (bdk. Nicholson, 1975:100-1001).

Badan lahir dan badan batin Suksma telah ada pada Bima, hamba dengan Tuhan bagaikan api dengan asapnya, bagaikan air dengan ombak, bagaikan minyak di atas air susu.

Namun, bagaimana pun juga hamba dengan zat Tuhannya tetap berbeda (Nicholson, 1975:158-159).

Yang mendekati kesamaan hanyalah dalam sifatnya. Dalam keadaan manunggal manusia memiliki sifat-sifat Ilahi (Hadiwijono, 1983:94).

Perumpamaan manusia dalam keadaan yang sempurna dengan Tuhannya, bagaikan air dengan ombak ada kesamaannya dengan yang terdapat dalam kepercayaan agama Siwa. Dalam agama Siwa kesatuan antara hamba dengan dewa Siwa disebutkan seperti kesatuan air dengan laut, sehingga keduanya tidak dapat dibedakan lagi. Tubuh Sang Yogin yang telah mencapai kalepasan segera akan berubah menjadi tubuh dewa Siwa. Ia akan mendapatkan sifat-sifat yang sama dengan sifat dewa Siwa (Hadiwijono, 1983:45).

Nilai Filosofis Bima Merasakan Nikmat dan Bermanfaat

Bima setelah manunggal dengan Tuhannya tidak merasakan rasa khawatir, tidak berniat makan dan tidur, tidak merasakan lapar dan mengantuk, tidak merasakan kesulitan, hanya nikmat yang memberi berkah karena segala yang dimaksud dapat tercapai. Hal ini menyebabkan Bima ingin manunggal terus. Ia telah memperoleh kebahagiaan nikmat rahmat yang terkandung pada kejadian dunia dan akhirat. Sinar Ilahi yang melahirkan kenikmatan jasmani dan kebahagian rohani telah ada pada Bima. Oleh kaum filsafat, itulah yang disebut surga (Hamka, 1984:139). Keadaan ini secara filosofis melambangkan bahwa Bima telah mencapai tahap makrifat.

Nilai Filosofis Segala yang Dimaksud oleh Bima Tercapai

Segala yang menjadi niat hatinya terkabul, apa yang dimaksud tercapai, dan apa yang dicipta akan datang, jika hamba telah bisa manunggal dengan Tuhannya. Segala yang dimaksud oleh Bima telah tercapai. Keadaan ini secara filosofis melambangkan bahwa Bima telah mencapai tataran makrifat.

Segala yang diniatkan oleh hamba yang tercapai ini kadang-kadang bertentangan dengan hukum alam sehingga menjadi suatu keajaiban. Keajaiban itu dapat terjadi sewaktu hamba dalam kendali Ilahi (Nicholson, 1975:132).

Ada dua macam keajaiban, yang pertama yang dilakukan oleh para wali disebut keramat dan yang kedua keajaiban yang dilakukan oleh para nabi disebut mukjizat (Nicholson, 1975:129).

Nilai Filosofis Bima Merasakan Bahwa Hidup dan Mati Tidak Ada Bedanya

Hidup dan mati tidak ada bedanya karena dalam hidup di dunia hendaklah manusia dapat mengendalikan atau mematikan nafsu yang tidak baik dalam dalam kematian manusia akan kembali menjadi satu dengan Tuhannya. Mati merupakan perpindahan rohani dari sangkar kecil menuju kepada kebebasan yang luas, kembali kepada-Nya. Dalam kematian raga nafsu yang tidak sempurna dan yang menutupi kesempurnaan akan rusak. Yang tinggal hanyalah Suksma. Ia kemudian bebas merdeka sesuai kehendaknya kembali manunggal kepada Yang Kekal (Marsono, 1997:799). Keadaan bahwa hidup dan mati tidak ada bedanya secara filosofis melambangkan bahwa tokoh Bima telah mencapai tahap makrifat.

Nilai Filosofis Hati Bima Terang bagaikan Bunga yang Sedang Mekar

Bima setelah mengetahui, menghayati, dan mengalami manunggal sempurna dengan Tuhannya karena mendapatkan wejangan dari Dewaruci, ia hatinga terang bagaikan kuncup bunga yang sedang mekar. Dewaruci kemudian musnah. Bima kembali kepada alam dunia semula. Ia naik ke darat kembali ke Ngamarta. Keadaan hati yang terang benderang bagaikan kuncup bunga yang sedang mekar secara filosofis melambangkan bahwa Bima telah mencapai tahap makrifat.

Kesimpulan

Kisah Bima dalam mencari tirta pawitra dalam cerita Dewaruci secara filosofis melambangkan bagaimana manusia harus menjalani perjalanan batin guna menemukan identitas dirinya atau pencarian sangkan paraning dumadi ‘asal dan tujuan hidup manusia’ atau manunggaling kawula Gusti.

Dalam kisah ini termuat amanat ajaran konsepsi manusia, konsepsi Tuhan, dan bagaimana manusia menuju Tuhannya. Konsepsi manusia disebutkan bahwa ia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya.

Ia dijadikan dari air. Ia wajib menuntut ilmu. Dalam menuntut ilmu tugas guru hanya memberi petunjuk. Manusia tidak memiliki karena segala yang ada adalah milik-Nya. Ia wajib selalu ingat terhadap Tuhannya, awas dan waspada terhadap segala godaan nafsu yang tidak baik, sebab pada akhirnya manusia akan kembali kepada-Nya. Konsepsi Tuhan disebutkan bahwa Ia Yang Awal dan Yang Akhir, Hidup dan Yang Menghidupkan, Mahatahu, dan Mahabesar. Ia tan kena kinaya ngapa ‘tidak dapat dikatakan dengan apa pun’.

Kisah perjalanan batin Bima dalam menuju manusia sempurna ini dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu: syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat (Jawa sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, dan sembah rasa).



Terimakasih buat Mas Andisopiyan di multiply dot com

Kajian Hidup Sehat & Cara Penyembuhan Kaum Sufi


Melon Memperbaiki Sumsum Tulang Belakang

”Bilamana kamu makan buah-buahan, makanlah melon, karena itu adalah buah-buahan surga dan mengandung seribu keberkahan dan seribu rahmat. Memakannya akan menyembuhkan setiap penyakit,”. (Sabda Nabi Muhammad SAW) Sebagian besar makanan yang diciptakan oleh Allah SWT untuk dinikmati umat manusia, merupakan sebaik-baiknya makanan. Kecuali jika makanan dikonsumsi secara berlebihan yang seharusnya justru malah dikurangi. Karena itu, kaum sufi mengenal makanan bukan pada kenikmatan rasa, melainkan kandungan apa saja yang terdapat didalamnya.Kaum sufi akan mengkonsumsi makanan apa yang baik bagi tubuhnya, dan akan mengurangi jika itu merupakan pantangan yang harus dihindari. Diantara cara hidup sehat yang diajarkan kaum sufi menganut alur dari sabda Nabi Muhammad SAW dan firman Allah SWT. Kajian makanan sehat yang dianjurkan disertai kandungannya sebagai berikut; Jenis makanan dari Daging dianjurkan asalkan daging dari jenis binatang yang baik.

Allah dalam Alquran (52:22) berfirman; “Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini”. Makanan daging yang dijanjikan Allah cukup banyak jenisnya, namun tidak semua jenis daging dianggap sebagai makanan yang baik.

Nabi SAW pernah mengatakan bahwa orang yang tidak makan daging selama 40 hari berturut-turut akan merana, sedangkan makan daging selama 40 hari berturut-turut akan mengeraskan hati. Dengan kata lain, cara mengkonsumsi daging yang baik dianjurkanYang sedang-sedang saja. Sementara daging yang paling diperlukan karena dari jenis yang baik adalah daging domba. Jenis daging ini memiliki tabiat yang baik, yakni tabiat panas dan basah.
Daging domba yang terbaik adalah dari domba jantan berumur antara satu dan dua tahun.Sedangkan potongan yang paling baik adalah bagian tengkuk. Daging domba harus dimasak dalam suatu cairan kalau tidak biasanya akan mengering. Selain itu lemak daging sapi yang dicampur dengan mrica dan kayu manis, dapat dijadikan sebagai bahan obat kuat (tonik). Daging yang halal selain daging babi dan binatang buas, konsumsi daging unta, kuda, dan keledai adalah makanan paling buruk.

Nabi SAW dalam sabdanya juga menganjurkan cara penyembelihan yang baik, yakni “Jangan memotong daging dengan sebilah pisau di atas piring, karena itu adalah cara orang non muslim. Tapi peganglah dengan jari-jarimu, maka rasanya pun akan lebih enak,”.
Dan dalam sabda beliau yang lain mengatakan, “Satu ekor kambing adalah satu keberkahan, dua ekor kambing adalah dua keberkahan, dan tiga ekor kambing adalah kekayaan,”.Makan lainnya yang dikaruniai banyak manfaat adalah buah Melon.

Sebagaimana dianjurkan oleh Nabi SAW dalam hadis beliau menyatakan, ”Bagaimana kamu makan buah-buahan, makanlah melon, karena itu adalah buah-buahan surga dan mengandung seribu keberkahan dan seribu rahmat. Memakannya akan menyembuhkan setiap penyakit,”. Kaum sufi mengkaji sabda tersebut sebagai anjuran akan khasiat melon untuk ketahanan tubuh.Disebutkan, nabi selama hayatnya sering kali makan buah melon dengan kurma segar. Khasiat terkandung di dalamnya, baik untuk membersihkan kandung kemih, pencernaan, memperbaiki cairan sumsum tulang belakang, dan mempertajam penglihatan. Namun dianjurjan buah Melon jangan dimakan duluan sebelum makan. Sabda Nabi SAW, “Tak ada wanita hamil yang makan buah melon gagal menghasilkan keturunan yang berair muka bagus dan berwatak baik,”

Makanan yang diridhoi Allah yang lainnya adalah Susu. Allah dalam firman-Nya menyebutkan susu yang dilimpahkan kepada umat manusia tidak ada habisnya. “Sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya,” (QS.47:15).

Dan kata-Nya pula, “Susu yang bersih, mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya,” (QS. 16:66).

Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa susu tidak dapat diganti dengan makanan lain. Beliau sendiri mengatakan suka susu. Susu terdiri dari lemak dan air serta zat padat susu (keju).

Semua unsur itu sesuai dengan keadaan jasmani manusia. Namun, disarankan agar jangan mengambil susu dari binatang yang masa kehamilannya lebih lama dari masa kehamilan manusia. Diantara jenis susu yang baik adalah berasal dari susu sapi, sebab binatang ini makan dari rerumputan.

Rasulullah SAW bersabda. “Minumlah susu, karena menghilangkan panas dari hati sebagaimana jari menyeka keringat dari kening. Selain itu, susu memperkuat punggung, meningkatkan kemampuan otak, menambah kecerdasan, memperbaharui pandangan, dan menghilangkan sifat pelupa,”.Sedangkan jenis makanan yang lainnya, adalah Cuka. Syaikh Hakim Mu’inuddin Chisyti mengatakan dalam bukunya Cara Penyembuhan Sufi, bahwa Nabi Muhammad SAW dikabarkan pernah mengatakan bahwa cuka adalah bumbu dari semua nabi yang datang sebelum beliau. Cuka bersifat dingin juga panas, hampir seimbang. Bila dicampur dengan air mawar maka baik sekali untuk obat sakit gigi dan sakit kepala. Cuka juga disebutkan dapat mengencerkan lendir (dahak).







BERITA DUKA

Berita DUKA

Inalilahi wainailaihi roijiun

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh

Telah berpulang ke Rahmatullah
-------------------------------------------------
Ny. BANDI MULYANA
(Ibu TITIN SURTIJAH)
-------------------------------------------------
almarhumah adalah anggota Saptadaya Banten Komcan Serang. Istri Bapak Bandi Mulyana, pelatih Saptadaya Banten Komcab Serang)

Pada hari yang sama
Juga telah meninggal dunia
---------------------------------------
Bapak SUHADRIL
---------------------------------------
Anggota Sapta Daya Ranting RS Pemda Cipocok
(Ayahanda Sdri. Meilina, anggota Sapta Daya RS Pemda Cipocok)

Meninggal dunia pada hari :
Rabu Pon tanggal 4 Februari 2009 8 Safar 1430 Hijriyah di Serang
Kami segenap Pengurus dan anggota Saptadaya Banten turut berduka dan berbela sungkawa yang dalam.

Semoga arwah almarhumah dan almarhum di terima di sisi Allah SWT, diterima semua amal kebaikannya dan diampuni semua dosanya, dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan ketabahan dan kesabaran...Amin.

Wassalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh

Tuesday, February 17, 2009

HUT Sapta Daya XI

I. Pendahuluan

Eksistensi organisasi ditandai dengan kesetiaan dan militansi Pengurus dan Anggotanya dalam menjaga Survivalitas dan Sustainabelitas organisasi itu sendiri. Selain itu pula semangat silaturahmi dan menjunjung tinggi kesetaraan, kebersamaan dan kepatuhan pada norma dan kaidah, merupakan beberapa hal yang menunjukan keutuhan organisasi.
Merujuk kepada pemikiran tersebut, Sapta Daya sebagai salah satu organisasi yang berbasis keanggotaan, telah menunjukan kiprahnya selama sepuluh tahun terakhir dengan berbagai aktifitasnya yang bukan saja beranfaat bagi anggotanya tapi dapat di rasakan oleh masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan masih dipercayainya kemampuan dan keampuhan dari metode pengobatan serta penyembuhannya.
Sebagaimana diketahui, Sapta Daya telah dikenal oleh masyarakat luas tentang keterandalan dan keakuratan dalam ikut membantu terciptanya derajat kesehatan masyarakat. Metode pengobatan yang unik dan khas yang menjadikan Sapta Daya memiliki Brachmark tersendiri. Hal ini tidaklah berlebihan karena memang telah teruji dan terbukti daya manfaat dan keampuhannya. Tentu saja dengan tetap bertawaqal kepada Allah SWT. Arti semua ini menunjukan bahwa manusia berusaha tapi kekuasaaan Tuhan sejatilah yang tetap menjadi sandarannya.
Oleh karena itu, dengan tetap memperkuat semangat silaturahmi dan keterpaduan sesama Pengurus dan Anggota baik di tingkat Pusat, Komisariat Cabang dan Ranting bermaksud mengadakan peringatan Hari Ulang Tahun XI sebagai rasa Syukur kepada Allah SWT atas segala Karunia-Nya yang telah meridhoi segala bentuk aktifitas organisasi selama ini. Di samping itu pula momentum hari ulang tahun juga sebagai ajang evaluasi dan introspeksi diri sampai sejauh mana organisasi ini berjalan sesuai dengan Motto dan Pedoman Suci yang dianut di lingkungan Sapta Daya.

II. Tema HUT Sapta Daya XI

“ Dengan HUT Sapta Daya XI Kita Tingkatkan Kedisiplinan Berlatih untuk kesehatan jasmani dan rohani sekaligus memperkuat Tali Silaturahmi serta Sinergitas Anggota “

III. Maksud dan Tujuan

A. Maksud
Dengan Kedisplinan berlatih Maka akan terbentuk Jasmani dan rohani yang sehat dan kuat serta semangat Silaturahmi semakin kokoh, terpelihara dan langgeng dengan berbagai situasi dan dinamika yang berkembang.

B. Tujuan
Sesama Anggota Sapta Daya dapat saling memanfaatkan sehingga tercipta situasi dan kondisi yang saling bekerjasama, memberi akses satu sama lain mengenai kemampuan, keahlian dan prestasi di bidangnya masing-masing dan menguntungkan baik secara internal maupun eksternal.

IV. Waktu dan Tempat

A. Waktu
Penyelenggaraan HUT Sapta Daya akan dilaksanakan pada Hari Minggu, Tanggal 27 Juli 2008

B. Tempat
Tempat kegiatan di Aula Kampus STIA Maulana Yusuf Banten. Jalan Trip K. Jamaksari No. 44 Cinanggung Serang.

V. Acara

a. Sambutan dan Pengarahan Ketua Umum Sapta Daya.
b. Orasi Kesaptadayaan oleh H. Hananto Apriantono, Sp.J
c. Sharing Pengalaman Kesaptadayaan sasama Anggota
d. Pengobatan Massal
e. Silaturahmi

VI. Kepanitiaan
Klik di sini http://saptadaya-update.blogspot.com/2008/06/susunan-kepanitiaan.html

VII. Sumber Dana dan Pembiayaan

Pembiayaan Penyelenggaraan Peringatan HUT SAPTA – DAYA XI di peroleh dari sumbangan/iuran dan partisipasi anggota SAPTA- DAYA.

VIII. Penutup

Demikian Proposal ini dibuat untuk mendapat perhatian dan partisipasinya dari berbagai pihak sebagaimana mestinya, semoga Allah SWT selalu meridhoi kita. Amin


Serang, 20 Mei 2008
PANITIA PELAKSANA
HARI ULANG TAHUN SAPTA DAYA XI
SERANG BANTEN
KETUA : DRS. DEDI MULYADI, M.SI
SEKRETARIS : DAHLAN, ST

Peringatan HUT Sapta Daya Banten ke Sebelas

Alhamdulillahirobil alamin ....

Akhirnya acara HUT Sapta Daya Banten berlangsung dengan lancar dan aman.

Rekan-rekan dari berbagai KomCab sudah menyempatkan hadir.
berikut foto-foto dari acara tersebut :

FOTO-FOTO HUT SDB Ke-11


Salam

Sapta Daya Membentuk Masyarakat Sehat Jasmani dan Rohani


Sapta Daya Membentuk Masyarakat
Sehat Jasmani dan Rohani

oleh
dr. Hananto Andriantoro, SpJP
Pengurus Pusat Sapta Daya
Banten

Perkembangan sejarah
• Pengetahuan Islamiah dari sejak awalnya tidak semata-mata membatasi diri pada lingkungan phisikal manusia saja, tetapi juga melakukan penetrasi analisis atas manusia sebagai sosok spiritual dan atas lingkungan masyarakat dimana mereka bermukim.

Zaman Rasulullah s.a.w
• Ahli kedokteran Muslim yang pertama adalah salah seorang sahabat Rasulullah s.a.w. yaitu Harids ibn-Kaladah yang belajar ketabiban di Jundishapur (Tempat yang nantinya berkembang
menjadi sekolah kedokteran di Parsi).

Ar Razi (865-925) dokter muslim yang pertama medeskripsi dengan jelas cacar dan campak serta menduga akan merangsang timbulnya kekebalan.

Cendekiawan Muslim di Abad Pertengahan Di antara abad ke 9 dan 14, para ilmuwan dari umat Muslim yang menguasai ilmu kimia, kedokteran, astronomi, matematika, ilmu bumi dan banyak lagi lainnya, tidak saja telah menghidupkan kembali disiplin ilmu bangsa Yunani, tetapi juga telah memperluas cakrawalanya dengan meletakkan dan memperkuat fondasi di atas mana pengetahuan modern bertumpu. (Stewart, 1967).


Abu Bakr Bin Zakariya Al-Rhazi 865-925
disejajarkan dengan Hipokrates dalam orisinalitas deskripsi suatu penyakit. Razi (dalam bahasa Latin -Rhazes) dikatakan telah menulis lebih dari dua ratus kitab dengan subyek menyangkut dari kedokteran sampai kimia, theologi dan astronomi.









Abu al-Qasim al-Zahrawi (Albucasis) 936-1013

















Ibnu Sina The Prince of Medicine (980-1037)













• Sosok yang paling mencolok dan merupakan dokter Muslim yang paling terkenal adalah Abu Ali ibn Sina, ‘pangeran kedokteran’ dan di kalangan cendekiawan serta dokter dokter di Barat dikenal sebagai Avicenna, sebagaimana juga banyak orang di Timur menyebut dunia medikal Islam sampai dengan hari ini . Ia hidup dari tahun 980 - 1037 M. Hasil karyanya mencakup 170 buku mengenai filsafat, medikal, matematika, anatomi disamping juga puisi dan karya keagamaan.
• Salah satu karya yang paling terkenal adalah Al- Qanun fil-tibb (Canon of Medicine) yang merupakan ensiklopedia tentang segala phasa dari penanganan penyakit.
Al- Qanun fil-tibb (Kanun Ketabiban)
• Terdiri 5 serial buku yang berisi:
– Prinsip-prinsip dasar pengobatan.
– Obat-obat sederhana.
– Kekacauan organ internal dan eksternal tubuh.
– Penyakit yang mempengaruhi tubuh secara umum.
– Komposisi obat-obatan

Ibnu Sina diakui sebagai yang pertama mengenali sifat menular dari penyakit paru-paru tuberkulosa) serta mendeskripsikan beberapa penyakit kulit dan gangguan kejiwaan.

Maimonides 1135-1204















• Maimonides atau Musa Ibn Maimun (1135- 1204) salah satu dokter yahudi yang membawa
terjemahan Al Qanun dalam bahasa latin ke Eropa untuk dokter dokter Nasrani.

Ibn Al-Nafis















• Tahun1213, Ala'al-Din Ibn al-Nafis Lahir disebuah kota kecil dekat Damaskus bernama Kersh. Dia belajar ilmu kedokteran dan filosofi di Damaskus dan menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya di Cairo. Dia adalah seorang dokter dan juga seorang filsuf, ahli bahasa dan sejarah. Al Nafis adalah direktur pertama dari Rumah sakit Al-Mansuri di Cairo dan sekaligus menjabat Dekan sekolah kedokteran pada 1284.

















He worked out the correct anatomy of the heart and the way the blood flowed through it. In his writing he stated clearly :

• ... the blood from the right chamber of the heart must arrive at the left chamber, but there is no direct pathway between them. The thick septum of the heart is not perforated and does not have visible pores. The blood from the right chamber must flow through the vena arteriosa (pulmonary artery) to the lungs, spread through its substance, be mingled with air, pass through the arteria venosa (Pulmonary vein) to reach the left chamber of the heart ...















Ibn al-Nafis also worked out the correct anatomy of the lungs and was the first person known to record the coronary circulation - the vessels supplying blood to the heart itself : ... the nourishment of the heart is from the blood that goes through the vessels that permeate the body of the heart ...

Era awal dari kedokteran islam dan pendidikan Kedokteran : Jundishapur
• Pada saat kalifah Abu Musa Al-Ashari tahun 738 pada saat itu telah dibangun rumah sakit dan sekolah kedokteran
• Sekolah kedokteran di Jundishapur mengalami pasang surut dalam mengembangkan pendidikan kedokteran hingga saat ini menjadi Jundishapur Medical School.
















Islam dan Kedokteran Islamiah
• Prinsip dari kedokteran Islamiah berakar dalam pada tradisi agama Islam meski pun ilmu ini merupakan hasil integrasi oleh cendekiawan Muslim atas tradisi kedokteran sebelumnya.
• Dengan demikian maka keseluruhan kedokteran Islamiah juga terkait dengan agama Islam melalui pedoman yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadith.
Teori Pengobatan Islamiah
• Teori pengobatan Islamiah terkait dengan keseluruhan metafisika, kosmologi dan filosofi Islamiah.
• Para “dokter Islamiah” memandang tubuh manusia sebagai ekstensi dari jiwanya dan erat
berkaitan dengan ruhnya.
• Para dokter Muslim juga menyadari adanya simpati di antara semua tatanan eksistensi, serta aksi dan reaksi mutual antara satu dengan lainnya.

Pengobatan Islamiah Kini
• Pengobatan Islamiah sepenuhnya masih hidup di Pakistan dan Bangladesh serta pada umat Muslim yang berada di India, sedangkan di bagian dunia Islam lainnya terkesan sekarat.
• Sistem pengobatan Islamiah masih tetap mampu menyumbang banyak sekali di bidang kedokteran dan semakin terdesak oleh pengembangan ilmu kedokteran barat (sekuler) pada bidang kedokteran, Farmakologi dan pengobatan Psikosomatik bagi kemanusiaan yang telah memisahkan ruh dari tubuhnya.
• …as pharmacology and psychosomatic medicine to a humanity that divorced the soul from the body.





























JIWA (An Nafs)
An-Nafs ini menunjuk kepada dua maksud, yaitu : hawa nafsu dan hakikat dari manusia itu sendiri (diri manusia).
–1. Hawa Nafsu
• Nafsu yang mengarah kepada sifat-sifat tercela pada manusia. Yang akan menyesatkan dan menjauh dari Allah. Inilah yang oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Al Baihaqi dari Ibnu Abbas :
– “Musuhmu yang terbesar adalah nafsumu yang berada diantara kedua lambungmu”.
– “Dan aku tidaklah membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu suka
menyuruh kepada yang buruk”. (QS Yusuf : 53).
–2. Diri Manusia
• Diri manusia ini apabila tenang, jauh dari goncangan disebabkan pengaruh hawa nafsu dan
syahwat, dinamakan Nafsu Muthmainnah.
– “Hai jiwa yang tenang (nafsu muthmainnah), kembalilah kepada Tuhanmu, merasa senang (kepada Tuhan) dan (Tuhan) merasa senang kepadanya”. (QS Al Fajr : 27-28)
• Namun diri manusia yang tidak sempurna ketenangannya, yang mencela ketika teledor dari
menyembah Tuhan, disebut Nafsu Lawwamah.
– “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat mencela kejahatan (Nafsu Lawwamah)”. (QS Al Qiyamah : 2)

RUH (Ar Ruh)
Perkataan Ruh, mempunyai dua arah. Sebagai nyawa dan sebagai suatu yang halus dari manusia.
– 1. Nyawa
• Pemberi nyawa bagi tubuh. Ibarat sebuah lampu yang menerangi ruangan. Ruh adalah lampu, ruangan adalah tubuh. Mana yang terkena cahaya lampu akan terlihat. Mana yang terkena ruh akan hidup.
– 2. Yang Halus dari Manusia
• Sesuatu yang merasa, mengerti dan mengetahui. Hal ini yang berhubungan dengan hati yang halus atau hati ruhaniyah.
• Dalam Al Qur’an, Allah SWT menggunakan kata Ruh dengan kata Ruhul Amin, Ruhul Awwal, dan Ruhul Qudus.

Yang Halus dari Manusia
• 1. Ruhul Amin
– Yang dimaksud dengan ini adalah malaikat Jibril.
– “Dan sesungguhnya Al Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawaturun oleh Ar-Ruhul Amin”. (QS Asy-Syu’araa’ : 192-193)
• 2. Ruhul Awwal
– Yang dimaksud dengan ini adalah nyawa atau sukma manusia.
• 3. Ruhul Qudus
– Yang dimaksudkan dengan ini bukanlah malaikat Jibril, tetapi ruh yang datang dari Allah, yang menguatkan, menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.
– Katakanlah : “Ruhul Qudus menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk
meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta khabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS An Nahl : 102).

Ruhul Qudus,….
– “… dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran kepada Isa putra Maryam dan Kami
memperkuatnya dengan Ruhul Qudus…“. (QS Al Baqarah :87)
– “…Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan ruh yang datang dari
pada-Nya…”. (QS Al Mujadillah : 22)

Ghazaly
• Imam Al Ghazaly dalam bukunya yang berjudul Minhajul Abidin, mengatakan, bahwa Ilmu yang fardlu ain dituntut oleh seorang muslim adalah mencakup 3 hal, yaitu :
– Ilmu Tauhid
– Ilmu Syariat
– Ilmu Sir ( Ilmu tentang hati )

Rasulullah SAW pernah bersabda :
– “Dalam diri manusia ada segumpal darah. Yang apabila shalih (tidak rusak), maka akan shalih seluruhnya, tetapi apabila buruk maka akan buruk pula seluruhnya, itulah hati”.
• Bahkan di hadits lain, Rasulullah SAW mengatakan :
” Sesungguhnya sebuah amal itu bergantung dari niatnya“.
• Sungguh, hal-hal ibadah syariat yang kita laksanakan sepanjang hari akan tidak mempunyai nilai, bila tidak disertai niat yang shalih…
• Dan letak niat itu adalah di HATI.( Imam Al Ghazaly ).

Hati/Qalb (heart)
• Untuk mengenal diri kita, kita harus memulainya dengan mengenal Hati kita sendiri.
• Hati itu terdapat 2 jenis :
1. Hati Jasmaniyah
• Hati jenis ini bentuknya seperti buah “shaunaubar”. Hewan memilikinya, bahkan orang yang telah matipun memilikinya.
2. Hati Ruhaniyyah
• Hati jenis inilah yang merasa, mengerti, dan mengetahui. Disebut pula hati latifah (yang halus) atau hati robbaniyyah.
Hati merupakan tempatnya Iman
• Al Quran
– “… Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu …” (QS. 49:7)
– “…karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, …”. (QS. 49:14)
– “…Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka …” (QS. 58:22)
• Hadits Qudsi dikatakan :
– “…Tidak akan cukup untuk-Ku bumi dan langit-Ku tetapi yang cukup bagi-Ku hanyalah hati (qalb) hamba-Ku yang mukmin”.
















Olah Raga Pernafasan Sapta Daya Banten
• Pada prinsipnya gerak fisik dilakukan dalam kondisi minimal suplai oksigen (tahan nafas)

• Bersamaan dengan gerakan fisik yang bersangkutan membaca doa dng mengagungkan asma Allah.
• Dengan mengagungkan asma Allah maka semua gerakan yang dilakukan akan selalu berada dalam ridho dan berkah Nya.















Olah Raga Pernafasan
• Pada prinsipnya gerak fisik dilakukan dalam kondisi minimal suplai oksigen (tahan nafas)
• Tujuannya adalah melatih tubuh dan organ organ tubuh dapat bekerja optimal dalam keadaan kurang oksigen (O2).
• Dalam keadaan kurang oksigen tersebut yang bersangkutan membaca doa yang ditujukan
kepada Allah SWT.


















































































Wassalam ....

dr. Hananto Andriantoro, SpJP

Tentang SAPTADAYA BANTEN

SAPTA-DAYA didirikan pada tanggal 7 Juli 1997 di Serang, Banten. Sampai sekarang telah berkembang pesat dari Serang sampai ke Kerinci (Jambi), Cilegon, Jakarta, Bogor, Sukabumi, Bandung, Garut, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bandar Lampung dan Gorontalo (Sulawesi Utara).

SAPTA-DAYA adalah olah gerak dan olah nafas yang membuka, mengolah dan mengendalikan perwujudan tenaga dalam murni yang ada dalam tubuh manusia.

Berlatih tenaga dalam ini bertujuan menggembleng putra dan putri agar sehat jasmani dan rohani menuju kesempurnaan lahir dan bathin, sehingga diharapkan seorang anggota SAPTA-DAYA yang berlatih secara teratur dan serius akan memetik manfaat bagi kesehatan dan kesegaran jasmaninya serta menjadi orang sholeh, bijaksana, tidak sombong, tidak mudah putus asa, selalu menghormati orang lain dan bertambah kadar keimanan serta ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Disamping untuk kesehatan jasmani dan rohani, tenaga dalam ini juga dapat digunakan untuk pengobatan. Pengobatan disini dapat membantu penyembuhan orang yang menderita penyakit medis misal : kurang perkasa (impoten), sakit asma, sakit kelumpuhan pada anggota badan yang disebabkan karena tekanan darah tinggi, asam urat, diabetes (kencing manis), dan lain-lain penyakit (Klinik Alternatif) serta penyakit non medis seperti : teluh, santet, guna-guna, black magic, dan lain-lain. Juga dapat menangkal, menghentikan dan membina seseorang yang terjerumus dalam penggunaan obat-obat terlarang "NAPZA" (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat-zat Adiktif lain). (Klinik Narkoba)

APA TENAGA DALAM ITU?
Tenaga dalam secara umum dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam.
1. Tenaga Dalam Murni
a). Aktif
b). Pasif
c). Gabungan Aktif dan Pasif

2. Tenaga Dalam Campuran
a). Positif
b). Negatif

3. Tenaga Dalam Tempelen (Isian)

1>. TENAGA DALAM MURNI
Adalah daya/tenaga dasar yang diperoleh dengan cara mengolah gerak dan mengolah nafas dengan jurus-jurus tertentu serta letak nafas tertentu pula.

Tenaga dalam murni ini secara rasio dapat dijabarkan sebagai berikut :
Didalam tubuh manusia terdapat ion-ion listrik yang mempunyai voltase yang sangat tinggi. Ion-ion listrik ini dapat dibangkitkan dengan cara mengolah gerak dibarengi mengolah nafas dengan gerakan serta letak nafas tertentu, dari sini akan keluar daya listrik yang sangat besar sekali.

Karena daya listrik ini selalu mengalir didalam tubuh, dengan demikian daya ini akan sangat berguna dan bermanfaat untuk melancarkan aliran darah ke seluruh organ tubuh.

Perlu diketahui, penyebab dari berbagai macam penyakit dikarenakan tidak lancarnya aliran darah ke seluruh organ tubuh, hal ini otomatis pula distribusi vitamin ke seluruh tubuh akan terganggu. Jika hal ini dibiarkan terus menerus setiap hari maka lama kelamaan akan muncul berbagai macam penyakit.

Oleh karena itu tidak mengherankan bila seseorang yang rutin dalam berlatih tenaga dalam akan selalu terjaga stamina dan kesehatan tubuhnya.

Arus listrik yang terus menerus mengalir di dalam tubuh ini mempunyai dampak di sekeliling tubuh dan akan memancarkan gelombang elektromagnet, gelombang ini dapat dimanfaatkan untuk membantu penyembuhan orang yang sedang menderita sakit, baik dirinya sendiri maupun orang lain dan juga dapat dimanfaatkan untuk bela diri (jaga diri) dari serangan lawan yang berusaha mencelakai dari manapun dan apapun bentuk serangan tersebut.
Tenaga dalam murni dapat dibedakan :
a). Aktif : yaitu tenaga dalam yang mempunyai sifat aktif (khusus untuk menyerang), tenaga dalam ini dapat juga untuk bertahan dari serangan lawan, tetapi tidak dapat maksimal pertahanannya. Tenaga dalam ini letak pusat nafasnya di bagian dada, oleh sebab itu disebut juga nafas dada.
b). Pasif : yaitu tenaga dalam yang mempunyai sifat pasif atau khusus untuk bertahan dari serangan lawan, tenaga dalam ini dapat juga digunakan untuk menyerang lawan tetapi kurang maksimal hasilnya. Tenaga dalam ini letak pusat nafasnya di bagian perut, oleh sebab itu disebut juga nafas perut yaitu kurang lebih 2,5 cm dibawah pusar.
c). Gabungan Aktif dan Pasif : yaitu tenaga dalam yang mempunyai sifat bisa aktif (untuk menyerang) secara maksimal juga pasif (untuk bertahan) secara maksimal pula.
Tenaga dalam gabungan aktif dan pasif ini letak pusat nafasnya di ulu hati.
SAPTA-DAYA adalah termasuk tenaga dalam murni gabungan aktif dan pasif ini. SAPTA berarti tujuh, DAYA berarti kekuatan / energi. Jadi SAPTA-DAYA berarti Tujuh Kekuatan Dasar, yaitu : daya kunci, daya banting, daya dorong, daya buka, daya tarik, daya angkat dan daya buang.
SAPTA-DAYA ditataran dasar mempunyai 10 jurus, ditataran empat penjuru terdapat 48 jurus dan ditataran Payung Rasul terdapat 88 jurus.
Olah gerak dan olah nafas SAPTA-DAYA bernafaskan Islam, tetapi untuk ikut berlatih atau menjadi anggota tidak harus beragama Islam, semua yang beragama selain Islam diperbolehkan tak terkecuali, karena sesuai dengan azas SAPTA-DAYA adalah Pancasila yang tidak membeda-bedakan agama dan suku.
2>. TENAGA DALAM CAMPURAN
Adalah tenaga dalam yang diperoleh tidak dengan menggunakan olah gerak dan olah nafas, tetapi didapat dengan cara lelaku tertentu (jawa : nglakoni). Ada juga yang tidak harus melakukan lelaku, tetapi memang sudah ada semenjak ia dilahirkan, ini biasanya dari keturunan (warisan) dari orang tuanya atau bisa dari kakek, nenek, dll.
Yang menggunakan lelaku misalnya : dengan jalan harus mandi dengan air bunga, mandi di tengah sungai dimalam hari dan lain-lain.
Disini jika orang yang melakukan lelaku tersebut tidak hati-hati atau imannya masih tipis maka kan mudah sekali dipengaruhi oleh mahkluk lain, yaitu jin yang selalu menggoda dan memberikan iming-iming yang hebat-hebat, tetapi dikemudian hari jin tersebut ganti meminta imbalan kepada pelaku tersebut sesuai dengan bantuan dan perjanjian yang disepakatinya. Karena melibatkan mahkluk lain maka saya namakan tenaga dalam campuran.
Tenaga dalam campuran dibedakan menjadi :
a). Postif, yaitu tenaga dalam campuran yang mempunyai sifat positif, artinya dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat positif, yaitu dapat digunakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Biasanya orang yang mempunyai tenaga dalam campuran dinamakan paranormal.
b). Negatif, yaitu tenaga dalam campuran yang mempunyai sifat negatif, misal : santet, guna-guna, teluh, black magic, dll. Bahkan ada orang yang mempunyai kekuatan ini jika ilmunya tidak digunakan untuk mencelakai orang lain maka dirinya sendiri yang akan celaka.
3>. TENAGA DALAM TEMPELAN (Isian)
Adalah tenaga dalam yang diperoleh dengan cara tidak melakukan latihan atau lelaku tetapi cukup meminta kepada orang yang mempunyai tenaga dalam murni atau tenaga dalam campuran, kemudian tinggal mengisikan di dalam suatu benda misal : cincin, ikat pinggang, dll. Benda yang di isi seperti ini orang jawa memberi nama jimat atau wafak. Benda tersebut secara otomatis jika dipakai akan melindungi orang yang memakai, tetapi biasanya wafak atau jimat ini banyak sekali pantangannya, misal tidak boleh dibawa masuk ke toilet, kalau mandi harus dilepas, dll. Jika ia lupa tidak membawa benda tersebut ia akan gelisah dan merasa tidak ada yang melindunginya, ia bahkan lupa kekuatan yang lebih dahsyat dari pada jimat atau wafak tersebut, kekuatan itu tidak lain adalah datangnya dari ALLOH SWT yang akan melindungi umatnya dalam keadaan apapun jika umatnya selalu beriman dan bertaqwa serta berserah diri hanya kepada-Nya.
Serang, 5 April 2003
ttd
Ir. Budi Miarso

Mengenal sosok Pak Budi Miarso

 Sederhana, muda dan dinamis, itulah kesan pertama yang tertangkap dari sosok Guru Besar Sapta Daya Ir. Budi Miarso saat ditemui di Klinik Alternatif Sapta Daya Banten (24/1/2007).

Kesan pertama ini cukup melegakan mengingat sebelumnya sempat terbayangkan sosok lelaki sepuh yang sedikit angker mengingat predikat yang disandangnya.

Lelaki berkumis kelahiran Kediri, Jawa Timur yang masih tampak tegap di usianya yang 47 tahun ini hanya tersenyum saat ditanyai mengenai hal ini. Ia mengatakan kalau dirinya selama ini selalu bersikap rendah hati yang memang menjadi inti dari ajaran Sapta Daya yang dikembangkannya sejak tanggal 7 Juli 1997.

Pria yang menjabat sebagai ketua umum sekaligus pendiri Sapta Daya Banten itu betul-betul mengabdikan hidupnya di Sapta Daya. Bahkan pekerjaannya sebagai konsultan rela ia kesampingkan demi mengembangkan yayasan yang juga memiliki sebuah panti rehabilitasi penderita narkoba di Kampung Cirampayak, Desa Kadubeureum, Kecamatan Pabuaran, Serang.
“Dari semua bidang social yang dikembangkan oleh Yayasan Sapta Daya, saya paling konsen di panti rehabilitasi narkoba, karena saat ini saya melihat bujuk rayu barang laknat itu sudah merasuk ke semua sendi bangsa Indonesia,” ungkap suami dari Monika ini.

Bahkan keinginannya mendirikan panti rehabilitasi narkoba pun berawal empat tahun lalu dari keprihatinannya saat masih bekerja menjadi kontraktor di proyek PLTU Suralaya. Katanya, saat itu dirinya melihat secara langsung bahaya narkoba yang mengenai rekan-rekannya, dimana tak hanya pekerjaan yang hancur tetapi kehidupan pribadi mereka yang mencandu narkoba jadi porak poranda.

“Berawal dari pengalaman itulah maka saya bersama rekan-rekan yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan seperti dr. H. Aris Halim (mantan Kepala RSUD Serang) dari kedokteran mencoba mencari solusi atas masalah yang tanpa disadari sudah menjadi ancaman bagi anak bangsa itu. Dan pendirian panti rehabilitasi ini yang kami pandang bisa menjadi salah satu upaya Sapta Daya untuk membantu masyarakat, terutama mereka yang terlanjur terjerumus ke dalam dunia narkoba,” ungkap ayah dua anak, Karin Novinda dan Guntur Laksono.

Apalagi methode rehabilitasi narkoba yang diterapkan oleh yayasan relatif lebih nyaman dibandingkan methode rehabilitasi lainnya. Pasalnya methodenya tidak menggunakan bahan atau obat-obat kimiawi maupun perlakuan fisik yang keras bagi para pasiennya.

”Berbeda dengan terapi lainnya, kami hanya menerapkan methode psikoreligius yang merupakan gabungan dari olah gerak, olah nafas dan olah spiritual. Dimana pasien diajak untuk mengolah nafas dan gerakannya, sehingga tubuh menjadi sehat dengan stamina prima sekaligus dibarengi dengan ibadah untuk memperbaiki keimanan kepada Alloh SWT, sehingga diberikan kekuatan untuk tidak mengkonsumsi narkoba kembali,” ujar Pak Budi yang sebenarnya berlatar belakang pendidikan tehnik sipil tersebut.

Menurutnya, para pasien di panti rehabilitasi narkoba milik yayasan Sapta Daya, harus mengikuti semua kegiatan yang telah diprogramkan terutama kegiatan berolah gerak, nafas dan beribadah. Pasalnya, dampak dari penggunaan narkoba merusak sebagian besar organ tubuh sehingga fungsinya pun turut rusak. Bukan itu saja, aliran darah yang berfungsi mengangkut zat-zat, maupun vitamin dan mineral bagi tubuh pun turut terhambat.

”Oleh karena itu dengan olah gerak Sapta Daya yang merupakan gabungan dari berbagai olahraga beladiri yang sebelumnya saya tekunni, seperti taekwondo, karate dan silat serta olahraga pernafasan dan olah nafas, maka ion-ion listrik yang ada di tubuh manusia bisa dibangkitkan. Dengan begitu ion-ion listrik ini mengalir ke seluruh tubuh dan menghancurkan sumbatan-sumbatan racun narkoba atau toksin di pembuluh darah,” tukanya.

Terapi ini dibantu juga dengan pemberian suplemen yang kebanyakan terbuat dari madu agar kesembuhan pasien rehabilitasi narkoba makin cepat. Ia bahkan mengklaim kalau proses penyembuhan yang meliputi detoksifikasi di pantinya hanya memakan waktu paling lama satu minggu dan setelah itu pasien tak akan sakau kembali atau disebut relaps.

Bukan itu saja, lanjutnya, terapi psikoterapi juga dibarengi dengan rehabilitasi dimana pasien juga dibekali dengan ketrampilan dan konsultasi keluarga agar mereka mendapat dukungan untuk segera bisa sembuh.
”Yang terpenting dalam rehabilitasi pasien narkoba adalah bagaimana kita menciptakan kondisi dan lingkungan agar pasien yang telah sembuh tidak akan kembali lagi menggunakan narkoba atau relaps. Dengan terapi kami, InsyaAllah mereka tak akan lagi sakau atau memakai narkoba lagi,” tegasnya.

BELUM DIMANFAATKAN MAKSIMAL

Namun dibalik semua upayanya tersebut, terselip sebuah keprihatinan, walau panti rehabilitasinya itu sudah relatif murah dibandingkan dengan panti sejenis lainnya. ”Padahal kami sudah berkoordinasi dengan pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) hingga jajaran dibawahnya, namun entah mengapa masyarakat Banten sepertinya masih enggan memanfaatkan fasilitas dari panti kami yang merupakan satu-satunya panti rehabilitasi narkoba yang berizin di Banten,” ujarnya.

Faktor gengsi dari orangtua pasien penderita ketergantungan narkoba seringkali menjadi penghambat kesembuhan dan upaya rehabilitasi bagi pasien. Pasalnya masih banyak orangtua malu dan menganggap kalau para penderita ketergantungan narkoba sebagai aib dalam keluarga.
Padahal semestinya mereka diberikan pembinaan agar kembali ke pangkuan keluarga yang juga harus sarat dengan nilai-nilai luhur agama dan moral.

”Lagipula banyak orangtua yang malu saat tahu anaknya penderita narkoba, dan malah memilih membawa anaknya ke panti rehabilitasi narkoba di luar daerah, sehingga lepas dari pengamatan masyarakat,” tukasnya.
Padahal dengan menjauhkan para penderita narkoba belum tentu bisa mengembalikan mereka ke jalan yang benar atau sembuh. Selain itu biaya yang dikeluarkan juga membesar bila mereka dirawat di tempat yang jauh dari rumahnya.
”Inilah yang mesti disadari oleh semua pihak terutama pemerintah. Dimana pemberantasan narkoba dan penyembuhan para korbannya bisa berlangsung sinergis agar dari tahun ke tahun jumlah penderitanya semakin berkurang,” harap alumni Tehnik Sipil Universitas Atmajaya, Yogyakarta ini.
Selain konsen di rehabilitasi penderita narkoba, Yayasan Sapta Daya juga membuka Klinik Pengobatan Alternatif yang menggunakan pancaran tenaga dalam untuk menyembuhkan keluhan penyakit. Para penyembuhnya sendiri berasal dari anggota Sapta Daya yang telah lama berlatih. Sampai saat ini anggota Sapta Daya mencapai ribuan orang dan memiliki 14 cabang yaitu : Serang, bandung, Jakarta, Bogor, Sukabumi, Garut, Jogjakarta, Lampung, Manado, Gorontalo, Cilegon, Kerinci dan Jambi.


ditulis ulang oleh HP dari (EP Chandra Dewi) Harian Radar Banten, hari Kamis, 25 Januari 2007

KLINIK ALTERNATIVE SAPTADAYA BANTEN


"Mohon ma'af, karena ada beberapa kendala teknis mengakibatkan Klinik Alternatif Sapta Daya untuk sementara di TUTUP sampai dengan pemberitahuan berikutnya"
Kepada masyarakat yang sudah terlanjur mengakui kemanjuran dari klinik kami disarankan untuk tetap bisa berobat ke masing-masing terapis secara individu dahulu. Anda bisa menghubungi no. HP dari Bapak Budi Miarso di 085959698487 atau no. HP Bapak dr. Haris di 0811127684.
Demikian harap menjadikan maklum